Menyusun Perencanaan Keuangan Pribadi
Cita-cita adalah suatu hal yang kita kejar untuk kita capai dan wujudkan. Dalam mengejar cita-cita, secara langsung maupun tidak diperlukan perencanaan yang matang. Jika di masa mendatang kamu ingin menjadi atlet profesional, tentu kamu perlu mengasah skill, bisa dengan rutin latihan, mengikuti kelas pelatihan, ataupun dengan mengikuti kompetisi. Dalam perencanaan tersebut, perlu ditentukan milestone-milestone jangka pendek yang harus dicapai agar rencana jangka panjang tidak berantakan.
Sama halnya dengan perencanaan lainnya, perencanaan keuangan membantumu menentukan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjangmu dan menyusun rencana keuangan yang tepat untuk memenuhi tujuan tersebut. Ketika kamu membuat perencanaan keuangan, kamu berfokus pada bagaimana kondisimu saat ini, ingin menjadi apa kamu di masa mendatang, dan apa yang kamu inginkan dengan uangmu. Karena itu, memang betul bahwa perencanaan keuangan adalah hal yang sifatnya bisa sangat personal.
Tujuan-tujuan hidup yang ingin dicapai setiap orang, antara lain: menikah, memiliki rumah sendiri, memiliki kendaraan pribadi, menunaikan ibadah haji, kesiapan biaya pendidikan anak, serta tersedianya dana pensiun di hari tua.
Gaya hidupmu hari ini dan bagaimana kamu membentuk gaya hidup di masa mendatang akan berpengaruh dengan keuanganmu. Orang yang merencanakan masa pensiunnya tentu sudah memikirkan proses perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhannya di usia senja, bagaimana supaya di kala tua nanti mereka dapat mencapai gaya hidup yang diinginkan.
Jika kamu serius ingin mencapai kemandirian finansial, kamu kemungkinan besar akan melakukan apa yang dikatakan oleh banyak pakar keuangan, misalnya menyimpan uang, memiliki anggaran, hidup di bawah kemampuan, mencari cara untuk meningkatkan penghasilan, dan sebagainya.
Dalam rencana keuangan, kegiatan disesuaikan dengan sumber daya, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan untuk mencapai dan kerangka waktu juga tercantum. Perencanaan keuangan menegaskan kepada bisnis bahwa apa yang telah ditetapkan untuk dicapai adalah mungkin untuk membentuk sudut pandang keuangan. Ini ditetapkan di muka, sesuai dengan cadangan kas dan pendapatan yang diharapkan di masa depan, berapa banyak untuk dibelanjakan dan untuk apa belanja itu.
Manfaat dari perencanaan keuangan bisa dirasakan dengan adanya “arah dan arti” keputusan finansial seseorang. Melalui pengelolaan keuangan, seseorang bisa mengerti bagaimana setiap keputusan keuangan yang dibuat berdampak ke area lain dari keseluruhan situasi keuangan dirinya. Dengan melihat setiap keputusan finansial sebagai bagian dari suatu keseluruhan, seseorang dapat mempertimbangkan efek jangka pendek dan jangka panjang atas tujuan-tujuan hidupnya. Dia dapat lebih mudah beradaptasi atas perubahan hidup dan merasa lebih aman karena tujuan-tujuannya berada di jalur yang tepat.
Perencanaan keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan keuangan di masa kini dan masa depan.
Pada akhirnya nanti, seseorang berharap bisa mencapai tujuan akhir dari perencanaan keuangan yaitu kebebasan finansial (financial freedom), yang dapat diartikan : bebas dari hutang, tersedianya arus penghasilan dari investasi yang telah dilakukannya, serta terproteksi secara finansial dari risiko apapun yang mungkin terjadi.
Dalam menyusun perencanaan keuangan, seseorang akan dipengaruhi oleh kondisi (live event) yang sedang dialaminya sehingga dengan demikian perencanaan keuangan akan bersifat spesifik. Perencanaan keuangan juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan bersifat dinamis. Pada suatu saat, rencana tersebut dapat memerlukan penyesuaian.
Berikut merupakan beberapa kondisi atau kejadian yang dapat mempengaruhi perencanaan keuangan seseorang :
- Status perkawinannya (belum menikah atau sudah menikah)
- Kondisi pekerjaan (sudah memiliki pekerjaan tetap atau belum)
- Usianya (umur yang semakin bertambah)
- Kondisi keluarganya (jumlah anggota keluarga yang manjadi tanggungan)
- Kondisi perekonomian nasional (kemudahan dalam mencari pekerjaan dan penghasilan)
- Tingkat pendidikannya (tingkat pendidikan mempengaruhi penghasilan), serta
- Kondisi kesehatannya (mempengaruhi biaya dan kelangsungan dari pendapatan).
Perubahan pada salah satu atau beberapa kondisi di atas dapat mempengaruhi perencanaan keuangan yang sudah dibuat seseorang atau keluarga. Sehingga seringkali perencanaan keuangan seseorang harus disusun kembali (bersifat dinamis).